TUGAS
MESEULOGI
LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM NEGERI PROVINSI
SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ( KOLEKSI-KOLEKSI
MUSEUM )
KELOMPOK I
ROBIN HOOD ADAM
|
BUNGA NIRWANA HAMKA
|
JUSMAWATI
|
MUSDALIFAH
|
IRMAYANTI
|
HARDIANTI
|
SITI FATMA
|
RASLIAN
|
MARWINA
|
USRAN
|
MUHAMMAD SYAHRUL PAALA
|
JURUSAN ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITA HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas taufik dan hidayah-Nya, kami
bisa menyusun karya tulis ini dengan baik. Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek-obyek atau
koleksi-koleksi yang ada dimuseum kota kendari.
Karya tulis ini telah kami lengkapi
dengan gambar-gambar dan informasi dari obyek-obyek pengamatan yang telah kami lakukan. Upaya penyusunan acara ini tidak
lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan
terimakasih.
Karya tulis yang kami susun ini jauh
dari kesempurnaan. Kami memohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan karya
tulis ini. Untuk itu kami mohon kritik dan saran demi kesempurnaan karya tulis
ini. Semoga karya tulis sederhana ini,
dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Kendari,
Mei 2016
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................
KATA PENGATAR.....................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................
A. Latar Belakang...................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Tujuan................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................
A. Sejarah Singkat Museum Kendari.....................................
B. Koleksi Museum Kondari..................................................
BAB III PENUTUP......................................................................
A. Kesimpulan........................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
LAMPIRAN GAMBAR...............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota kendari memiliki berbagai potensi wisata, seperti
wisata kuliner, wisata budaya, wisata sejarah, dan lain-lain. Dari
berbagai potensi wisata tersebut, wisata budaya lebih menjadi
perhatian bagi pemerintah sedangkan wisata sejarah cenderung memiliki
perhatian kecil, seperti obyek wisata kota lama dimana tersimpan
potongan-potongan cerita sejarah yang dapat dijadikan sebuah pembelajaran.
Namun, karena kurangny perhatian dari pemerintah sehingga membuat daerah
obyek wisata kota lama terlihat kumuh dan kotor dan bahkan dihancurkan demi
pembangunan yang modern . Wisata sejarah yang dapat dikunjungi misalnya,
situs-situs sejarah kota lama, museum, dan lain-lain. Dalam hal ini museum juga
termasuk wisata sejarah yang masih kurang mendapat perhatian.
Museum adalah sebuah lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
pengembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan
memamerkan untuk tujuan pendidikan, penelitian dan kesenangan, barang-barang
pembuktian manusia dan lingkungannya. (International Council of Museum, 1974).
Kendari memiliki 1 ( satu ) buah museum yaitu Museum
Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara dimana museum memamerkan koleksi asli dari Sulawesi
tenggara. Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai
sejak 1978-1979 dalam wadah proyek pembinaan permuseuman yang dikelola bidang
PSK (Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan), Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada 1991 museum ini
resmi menjadi Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan UPTD
Direktorat Jendreral Kebudayaan.
Seiiring
dengan otonomi daerah, pada 2001 museum ini menjadi UPTD Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada 2009 berpindah menjadi UPTD Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaiaman museum kota kendari ?
2. Bagaimana
koleksi museum kendari ?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui museum kota kendari
2.
Untuk mengetahui koleksi-koleksi museum kendari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah singkat museum kota kendari
Museum
Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebuah museum provinsi Sulawesi
Tenggara yang terletak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Terletak di Jl.
Abunawas No. 191.
Cikal
bakal berdirinya Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara dimulai sejak
1978-1979 dalam wadah proyek pembinaan permuseuman yang dikelola bidang PSK
(Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan), Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada 1991 museum ini resmi menjadi
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan UPTD Direktorat
Jendreral Kebudayaan.
Seiiring
dengan otonomi daerah, pada 2001 museum ini menjadi UPTD Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada 2009 berpindah menjadi UPTD Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.
B.
koleksi
museum kota kendari
1.
Asal koleksi museum ( Hadiah, penemuan,
Ganti rugi )
Menurut informan yang kami temukan dari pegawai
museum negeri sulawesi tenggara kota kendari koleksi-koleksi yang berada
didalam museum tersebut 99 % adalah benda-benda ganti rugi atau benda-benda
yang dibeli, tetapi ada pula benda yang bukan ganti rugi tetapi benda tersebut
adalah benda titipan dan Hibah ( hadia atau sumbangan ). Benda titipan yaitu
berupa suatu meriam besi yang berasal dari daerah konawe selatan, sementara
benda sumbangan berupa alat cetak Koran.
2.
Kriteria koleksi
yang dipamerkan
Menurut hasil wawancara kami
dari salah satu informan pegawai museum tersebut dari krieteria koleksi yang
dipamerkan ialah mengacu pada suatu judul, ketika saat diadakan suatu pameran
khusus koleksi benda museum seperti contohnya pameran khusus pakaian pengantin
atau pernikahan maka yang akan dipamerkan adalah semua bernuansa koleksi
pernikahan. Tetapi didalam pameran koleksi juga ada yang dinamakan pameran
semua jenis koleksi, seperti koleksi museum kota kendari ada 10 jenis koleksi
yang dipamerkan dalam ruang pameran museum seperti koleksi geologika, koleksi
biologika, etnografika, arkeologika, historika, numiastika, filologika,
kramika, seni rupa, teknologika, semua dari koleksi tersebut di pamerkan dalam
ruang pameran museum.
3.
Syarat-syarat
dikatakan koleksi
Hasil dari wawancara kami dari informan yang kami dapat ialah syarat-syarat
sebuah benda dikatakan sebagai koleksi museum ialah benda tersebut harus
mempunyai cerita, seperti suatu benda yang memiliki suatu cerita sejarah dan
memiliki latar belakang sepeti suatu benda yang dapat digunakan sebagai
pelengkap pakaian adat atau upacara adat dan benda tersebut masuk dalam koleksi
etnografi, dan benda tersebut harus dapat dipertangungjawabkan dikarenakan
benda sejarah sangat sulit untuk diidentifikasi. Oleh karena itu, benda
tersebut harus memiliki cerita sejarah seperti salah satu contoh alat tulis
yang digunakan presiden soekarno untuk menandatangani teks proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia dan benda tersebut dapat dikatan benda sejarah .
tetapi lain halnya dengan benda-benda seperti kris atau senjata, kecuali
benda-benda tersebut dugunakan oleh pujuang-pejuang nasional untuk melakukan
perlwanan terhadap penjajah.
4.
Meminjamkan
(keluar ) dan meminjam (masuk) koleksi
Terdapat dua macam pinjam-meminjam, yaitu meminjam ke dalam dan meminjamkan
ke luar. Dalam hal ini antara peminjam dan pemilik menyetujui perjanjian
pinjam-meminjam sebagai hal yang isinya perlu dijelaskan dan disetujui. Sesudah
itu, kalau obyek cukup langka, bernilai indah, biasanya pemilik menginginkan
jaminan yang benar-benar memadai. Setiap museum sebaiknya telah memiliki
standar formulir perjanjian pinjam-meninjam (loan agreement) yang isinya
sungguh-sungguh menyangkut perjanjian kontrak, lengkap dan jelas. Dalam
meminjamkan koleksi ke luar, umumnya pihak museum mengharapkan untuk
meminjamkan koleksinya hanya kepada instansi yang sama, hal itu disebabkan adanya
anggapan bahwa koleksi yang dipinjamkan akan dilindungi kondisi lingkungannya
secara baik, menjamin tindakan pengamanan yang memadai, memberikan kesempatan
penelitian benda-benda tersebut dan memberikan kesempatan kepada publik untuk
melihat obyek tersebut, serta mencegah penggunaan koleksi untuk tujuan pribadi.
Dalam proses pinjam-meminjam ada dua tindakan dilakuan, yaitu: Pertama,
tindakan ke luar, benda-benda yang ke luar museum harus mempunyai alasan yang
kuat seperti untuk kepentingan penelitian dan penelaahan, atau keperluan
pameran diluar museum dalam peminjaman harus disertai perjanjian tertulis
mengenai persyaratan. Kedua, tidakan ke dalam, prosedur tindakan ke dalam
hampir sama dengan tindakan ke luar, yaitu Benda-benda harus tiba di museum
(dari pengirim) diterima dan diteliti dengan seksama, serta dibuatkan condition report, Pada waktu dilakukan
pembongkaran barang, harus diketahui dan seiizin Kepala Museum, dihadiri
kurator yang bersangkutan dan registrer, serta melibatkan instansi lain yang terkait, seperti
Direktorat Purbakala dan Museum, serta Bea Cukai (bila koleksi dipinjamkan ke
luar negeri) dengan menandatangani Berita Acara Pengembalian. Pembongkaran
sebaiknya dilakukan di dalam sebuah ruangan yang aman di museum. (Agrawal.
1977)
5.
Koleksi gudang
dan koleksi dipamerkan
Menurut informasi yang
didapat benda yang digudang adalah benda yang tidak dipamerkan, sebenarnya
koleksi-koleksi yang ada dalam gudang tetap akan dipamerkan tetapi dikarenakan
situasi ruangan pameran museum tidak cukup besar untuk memuat atau menyimpam
banyak koleksi. Museum yang berada dikota kendari ruangan pameran koleksinya hanya
mampu menampung ± 600 buah koleksi yang dapat dipamerkan dan koleksi lainnya
dimasukan dalam gudang museum.
Tetapi koleksi-koleksi yang telah dipajang atau dipamerkan dapat diganti
dengan koleksi yang ada digudang, seperti contohnya koleksi etnografi pakaian
kulit kayu yang berada didalam gudang dapat di pajang atau dipamerkan ketika
ada sebuah koleksi yang di ruang pameran museum mulai kotor dan harus dirawat
atau dibersihkan maka koleksi tersebut harus diganti dengan koleksi etnografi
lainnya sama dengan koleksi-koleksi lainnya. Tetapi ada koleksi-koleksi dalam
gudang yang tidak dapat lagi dipamerkan atau tidak layak dikarenakan adanya
suatu kerusakan dikoleksi tersebut, contohnya pakaian, karena pakaian memiliki
jangka waktu.
6.
Perawatan dan
perbaikan koleksi
Koleksi yang dimiliki oleh
sebuah museum agar tetap terjaga kelestariannya perlu dilakukan perawatan yang
sesuai dengan karakteristik dan material koleksi. Dalam hal ini kurator
bekerjasama dengan Bagian Konservasi. Selain konservasi, perlu tindakan
pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau preservasi sehingga koleksi tetap
terjaga kelestariannya, dalam kegiatan tersebut dituntut peran aktif
konservator dan preservator dan sebaiknya memiliki keahlian yang cukup tentang
seni koleksi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak menggantungkan
masalah kelestarian koleksi sepenuhnya kepada kurator. Dalam hal perawatan,
konservator harus benarbenar yakin bahwa benda tersebut tidak akan rusak,
misalnya hilangnya lapisan patina pada logam.
Selain itu, koleksi-koleksi yang mengalami kerusakan atau fragmentaris
perlu diperbaiki atau direkonstruksi supaya dapat diperoleh bentuk seperti
semula. Dalam kegiatan ini kurator bekerjasama dengan Bagian Restorasi. Dalam
proses merekonstruksi koleksi yang bersifat fragmentaris, sebaiknya kurator
yang dibantu oleh Bagian Restorasi mengadakan studi perbandingan dengan koleksi
lain yang masih utuh dan diperkirakan sejenis dengan koleksi tersebut, serta
direkonstruksi di atas kertas terlebih dahulu, sebelum dilakukan restorasi
terhadap koleksi. (Alam, Sayamsir 1989/1990 )
Hasil informan yang kami
temukan ialah Sistem perawatan yang diguanakan orang-orang konservator dimuseum
kendari tersebut mereka melakukan perawatan koleksi dengan melihat bahan dari
koleksinya. Seperti contohnya koleksi terbuat dari logam ketika koleksi
tersebut mengalami karatan koleksi tersebut dibersihkan dengan cara direndam
mengunakan air yang telah diberi larutan asam sitrat kemudian koleksi tersebut
disikat secara halus sehinga tidak melakukan kerusakan terhadap koleksi
tersebut, kemudian koleksi tersebut dibersihkan lagi sampai bersih mengunakan
air bersih tanpa mengunakan campuran asam
sitrat ketika koleksi tersebut tidak
dibersihkan sampai bersih akan menghasilkan karatan baru dalam koleksi
tersebut, setelah dibersihkan koleksi diberikan bahan lapisan yang dinamakan polipinin asetat bahan lapisan ini hanya
untuk koleksi yang terbuat dari logam, besi, dan batuan, lapisan ini berfungsi
untuk menjaga permukaan suatu koleksi dari karatan.
Koleksi dari kayu dan
anyaman hanya dilakukan penyikatan kering tanpa campuran air atau bahan lainnya
karena kotoran yang terdapat pada koleksi kayu dan anyaman adalah debu,
kemudian setelah dibersihkan diberi lapisan minyak serei untuk koleksi anyaman
sementera untuk koleksi kayu berupa lapisan parapin
oil. Pelapisan tersebut berfungsi untuk melunakan dan menjaga lapisan
permukaan koleksi dari lumut dan hewan yang dapat merusak kayu dan anyaman.
Koleksi yang terbuat dari
batu dilakukan pembersihan yang direndam dalam air bersih yang dicampuri dengan
bahan tipel dan kemudian dilakukan penyikatan, Bahan Tipel tersebut sama dengan fungsi sabun.
Setelah dibersihkan koleksi tersebut diberikan bhana lapisan polipinis asetat untuk melindungi
permukaan koleksi batu tersebut.
Koleksi dari kain dan kertas
dilakukan perawatan dengan cara pembersihan kering kemudian dilakukan pomigasi. Pomigasi tersebut berada ditempat atau ruang tertentu dikarenakan
memiliki bahaya untuk manusia. Pomigasi adalah ruang tempat penguapan atau
pengasapan yang memiliki bahan kimia yang beracun. Penguapan tersebut dilakukan
selama ± 3 hari, setelah itu dilakukan proses pembukaan supaya asap yang ada
menguap dan racunnya hilang, kemudian selama ± 1 atau 2 minggu koleksi tersebut
disimpan kemudian setelah cukup waktunya koleksi tersebut dikeluarkan dan
disterilkan dan setelah itu dimasukan dalam lemari pajangan pameran atau
dimasukan dalam gudang tergantung dari pengelolah koleksi tersebut dimana
koleksi itu akan ditempatkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kota kendari memiliki berbagai potensi wisata, seperti
wisata kuliner, wisata budaya, wisata sejarah, dan lain-lain. Dari
berbagai potensi wisata tersebut, wisata budaya lebih menjadi
perhatian bagi pemerintah sedangkan wisata sejarah cenderung memiliki
perhatian kecil, seperti obyek wisata kota lama dimana tersimpan
potongan-potongan cerita sejarah yang dapat dijadikan sebuah pembelajaran.
Namun, karena kurangny perhatian dari pemerintah sehingga membuat daerah
obyek wisata kota lama terlihat kumuh dan kotor dan bahkan dihancurkan demi
pembangunan yang modern . koleksi yang berada didalam museum
tersebut 99 % adalah benda-benda ganti rugi atau benda-benda yang dibeli,
tetapi ada pula benda yang bukan ganti rugi tetapi benda tersebut adalah benda
titipan dan Hibah ( hadia atau sumbangan ). koleksi museum kota kendari ada 10 jenis koleksi yang dipamerkan dalam
ruang pameran museum seperti koleksi geologika, koleksi biologika, etnografika,
arkeologika, historika, numiastika, filologika, kramika, seni rupa, teknologika.
DAFAR PUSTAKA
Agrawal 1977 Care and Preservation of Museum Objects,
National Research Laboratory for Conservation, New Delhi.
Alam, Sayamsir 1989/1990 “Inventarisasi Koleksi”,
dalam Museografi Jilid XIX No. 2, Debdikbud, Jakarta.
Anonim 1989/1990 Museum di Indonesia, Depdikbud,
Jakarta.
http://gozalirohmat.blogspot.com/2013/10/tugas-2-laporan-kunjungan-ke-sangiran.html 21/MEI/2016.10:21
Wawancara
Mahasiswa Ilmu Sejarah Dengan Pegawai Museum Negeri Sulawesi Tenggara Kota
Kendari