Penelitian
Sejarah
Komunitas Kristen Protestan di Kecamatan Wolasi Kabupaten Provinsi Sulawesi
Tenggara
OLEH:
ROBIN
HOOD ADAM
C1C4
13 043
PROGRAM
STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
HASIL
DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
A.
Asal Usul
Agama Kristen Protestan
Setelah abad pertengahan secara fundamental dan
radikal terjadi perubahan dan pembaharuan masyarakat, selama abad 15-16 mulaila
zaman renaisans (prancis, renaitre:
lahir kembali), suatu masa transisi suatu abad pertengahan dengan zaman modern.
Gerakan humanisme di eropa mempunyai dampak positif dan juga negatif terhadap
gereja. Individualisme menjadi faktor penting di eropa ketika itu, karena disatu
pihak menimbulkan suatu perubahan kebudayaan bangsa eropa yang mendasar dan di
lain pihak gereja terkena akibat kemerosotan moral, mulai dari paus sampai
pangeran dan raja-raja. Pada tingkat kepausan terjadi pepecahan, sebaliknya
raja-raja mempunyai pengaruh yang lebih kuat, sehingga wibawa paus menjadi
merosot. Kehidupan mewah dalam kehidupan paus melebihi kemewahan raja-raja
prancis dan inggris, sementara itu perubahan sosial politik sangat tajam,
sehingga kedudukan para rohaniawan dan biarawan kehilangan monopoli dalam
masyarakat. Pada puncaknya gereja menyalagunakan wewenangnya antara lain karena
menjual surat idulgensi (penghapusan siksa) dan obsolusi kepada para jamaat
gereja. Hal ini menyebabkan ketidaksukaan para jamaat dan pimpinan gereja.
Penyebab lahirnya kristen protestan dimana nampak adanya perbedaan antara
teologi dan al-kitab, sehingga menurut Luther yang ketika itu menjadi anggota
Ordo Agustin dibwa pimpinan Johan Van Staupitz untuk menyetuskan revormasi.
Luther tidak dapat menerima dilakukannya penjualan idulgensi oleh Dominikus
Johanes Tetzel dari Keuskupan Agung Albrecht dari Mainz, dimasa Paus Leo X,
untuk mendapat dana membangun gereja Salton Petrus guna kebanggaan gereja roma.
Oleh hal itu berarti merendakan martabat Tuhan, dimana pengampunan dosa dan
perdamaian dengan gereja bisa didapat dengan uang tanpa sakramen. Pelakuan
demikian itu yang dijadikan dasar bagi Luther membicarakan dengan para ahli
teologi. Kemudian Luther merumuskan 95 dalil tentang penghapusan siksa yang
diperkenalkannya dalam tahun 1571, yang ditempelkan di depan pintu dinding
gereja di Wittenberg. Akibat perbuatan Luther ini, maka ia dituduh gereja
katolik sebagai orang yang sudah sesat dan berusahauntuk menghentikan segala
kegiatannya. Namun ajaran-ajaranya bukan menjadi padam, melainkan bertambah
meluas dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat eropa. Pada tahun 1529
diadakan rapat negara (Reichstag) di Spreyer dan mengambil keputusan untuk
menghapus Edicta Warms dan mengeluarkan dekrit pelanggar gerakan reformasi.
Atas keputusan para raja dan bangsawan yang hadir danmendukung Luther
mengajukan protes keras. Sejak itu lahirlah agama kristen protestan.
B.
Kepercayaan
Pertama Masyarakat Wolasi Sebelum Mengenal Agama Kristen Protestan.
Sebelum masyarakat menganut agama Kristen Protestan
masyarakat wolasi menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Sebagaiaman kita
ketahui orang-orang di seluruh dunia sebelum menganut agama islam, kristen,
khatolik, hindu dan budha, mereka telah menganut animisme dan dinamisme.
Menerut Tohulu.2015, Masyarakat wolasi zaman dahulu
menganut animisme dan dinamisme dimana orang-orang dulu percaya kepada makhluk
halus, dan roh. Mereka juga memepercayai bahwa setiap benda dibumi seperti
laut, gunung, hutan, gua, pepohonan atau tempat-tempat tertentu mempunyai jiwa
yang mesti dihormati agar jiwa tersebut tidak menganggu manusia, atau bahkan
membantu mereka dalam kehidupan mereka pada zaman dulu.
C.
Masuknya
Agama Kristen Protestan di Wolasi
Menurut Cholasnias dan Betani.2015 sebelum masuknya agama-agama
wahyu, masyarakat wolasi zaman dahulu menganut yang namanya percaya kepada
roh-roh, pohon-pohon besar, dan makhluk halus. Setelah masuknya agama-agama
wahyu maka masyarakat diwolasi mengalami perubahan dalam kepercayaan. Agama
pertama yang masuk di daerah wolasi pada zaman dahulu adalah agama Kristen
Protestan dan belum ada agama lain selaian agama kristen protestan.
Menurut Pdt.Novi Anastasya,S.Th.2015, Agama Kristen
Protestan di bawah oleh Utusan Zending dari
Netherlands Vereniging, Ds.H.van der Klift, tiba di Kolaka pada 16 Desember
1915. Lalu pindah ke Mowewe pada 17 September 1917 dan melakukan pembaptisan
yang pertama kepada Paulus Wongga. Kemudian dari mowewe Injil menyebar ke
seluruh Sulawesi Tenggara.
Menurut Tohulu dan La Pada.2015,
Masyarakat wolasi menamakan agama kristen protestan ini pada zaman dulu adalah
Agama Walanda (Agama Belanda). Pembawah agama Kristen Protestan ini ke wolasi
adalah bernama Digir seorang guru dari manado bersama orang Belanda pada Tahun
1916 pengajaran Injil di daerah wolasi dilakukan. Gereja kekristenan pertama
yang ada di Sulawesi Tenggara bertempat di daerah Mowewe dimana terdapat
peningalan-peningalan Belanda seperti Pohon Jati orang Belanda yang terdapat
didepan Gereja dan perahu Belanda yang digunakan saat orang belanda datang di
daerah kolaka, gereja yang ada di Puriala, kemudian gereja Induk diwolasi,
kemudian gereja yang ada di Kota Lama Kendari yang bernama Gereja GPDI, dan
gereja yang ada di dareah Laonti.
Agama Kristen Protestan dianut oelh
semua masyarakat yang ada diwolasi pada zaman dulu, tetapi setelah kedatangan
agama Islam di daerah wolasi yang di bawah oleh orang Bugis yang berfrovesi
sebagai penjual Tembakau rokok yang juga mengajarka Agama Islam kepada
masyarakat setempat kemudian sebagian kecil masyarakat wolasi masuk untuk
menganut agama islam.(Tohulu.2015).
D.
Proses
Kristenisasi di Wolasi
Kristenisasi yang berjalan di wolasi sangat
berbeda pada zaman dulu pertama masuknya agama Kristen Protestan dan Zaman
sekarang. Pada zaman dahulu proses kristenisasi diwolasi dengan cara bahwa
ketika orang-orang yang ada mengakui bahwa agama kristen protestan adalah agama
yang diwahyukan oleh Allah, masyarakat tersebut dikatakan telah masuk dan menganut
agama Kristen Protestan, dan bukan itu saja tetapi masyarakat juga harus
percaya bahwa Tuhan Yesus/Nabi Isa adalah sang Juruselamat umat manusia. Dan
pada zaman dahulu orang-orang kristen tidak dapat digoyahkan oleh apapun untuk
tidak percaya kepada Yesus Kristus.
Menurut Simon Anggolili,Amd.Pd.2015,
perbedaan dari kristenisasi zaman dulu dan seakarang sangat jauh berbeda, zaman
sekarang proses kristenisasi dilakukan dengan cara proses Babtisan kudus
sebelum anak berumur satu tahun maka anak tersebut harus dibawah kegereja dan
mendaftar untuk di Babtiskan. Pembabtisan ada dua cara yaitu Babtis selam yang
dilakukan oleh Pantekosta atau kristen karismatik, dan Babtis Percik yang
dilakukan oleh Kristen Protestan GEPSULTRA. Dan ketika ada seorang yang dari agama
lain untuk masuk menganut agama Kristen Protestan akan dilakukan Babtisan yaitu
dengan cara Babtis kudus dewasa.
E.
Pemberontakan
DI/TII pada Masyarakat Penganut Kristen di Wolasi
Menurut Tohulu.2015, Masuknya
pemberontakan DI/TII di Sulawesi Tenggara seiktar Pada tahun 1950an telah
menjadi sebuah sejarah bagi masyarakat
Sulawesi Tenggara khusunya masyarakat wolasi pada zaman sejarah. Sebelum
masuknya DI/TII di Wolasi agama Kristen Protestan Sudah kuat di anut oleh
mayarakat wolasi. Pada zaman pemberontkan DI/TII masyarakat yang mengaku bahwa
dia beragama islam tidak akan dibunuh, sementara masayarakat wolasi semua
menganut agama kristen protestan. Pada masa pemberontakan DI/TII juga banyak
Pendeta-pendeta Kristen yang terbunuh salahsatunya adalah Pdt.Molema yang telah
banyak melakukan pelayanannya untuk menyebarkan dan mengajarkan tentang Injil
di wolasi sehingga pada zaman kedatangan DI/TII beliau terbunuh oleh gerombolan
DI/TII. Ketika tentara Manado mengetahui bahwa DI/TII telah sampai di daerah
wolasi dan banyak Pendeta-pendeta terbunuh, tentara manado datang di wolasi
untuk menghancurkan DI/TII sehingga pemberontakan DI/TII dikalahkan Oleh
tentara Manado.
F.
Gereja-gereja
Pertama Di Wolasi
Menurut Putu dan Muruni.2015, pada zaman
ketika orang-orang wolasi telah menganut kepercayaan kristiani, masyarakat
wolasi membangun gedung gereja pertama di wolasi yang dibantu oleh orang
Belanda dan orang Manado pada saat pembangunan
gedung Gereja pertama di wolasi. Bangunan gereja pertama di wolasi
mengunakan bahan kayu, dan mempunyai bangunan yang unuk dikarenakan diatas atap
gereja berlapiskan tanah liat dan dibuat rata di atas atap gereja. Ketika
perubahan zaman bagungan gereja tersebut telah di rehap. Letak gereja tersebut
berada di Jl.Poros kendari-Punggaluku desa Ambesekoa Kecamatan wolasi Kabupaten
Konawe Selatan. Setelah banyaknya jemaat-jemaat diwolasi ada pembangian jemaat
gereja pada tahun 1970an diwolasi pada tahun 1997 gedung gereja yang kedua
dibangun oleh masyarakat wolasi yang bertempat di Jl.poros kendari-punggaluku
desa Lelekaa Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan, sehingga sekarang
diwolasi mempunyai gedung gereja GEPSULTRA. Nama-nama gereja diwolasi ,yaitu:
1. Gereja
Jemaat Wolasi.
2. Gereja
Jemaat Maesa Lelekaa.
Gambar:
gereja jemaat Maesa Lelekaa Gambar:
Gereja Jemaat Wolasi
Dalam
proses pengajaran Agama kristen orang-orang Belanda dan Manado melakukan
perjalanan dan tidak menggunakan transportasi yang seperti zaman sekarang,
zaman dulu mereka biasa mengunakan seekor kuda untuk berjalan dari kolaka
menuju Lambuiya mereka juga biasa berjalan kaki untuk bisa tembus
didaerah-daerah terpencil seperti wolasi, Lakara, Laonti, Tinanggea, Kasipute.
Mereka selalu mengambil jalan pintas melewati hutan rimba dikarenakan ketika
mereka akan melewati jalan yang di digunakan masyarakat setempat mereka akan di hadang oleh oleh pemberontak
DI/TII pada zaman itu, tetapi para pendeta tidak putus asa untuk melakukan
pengajaran Injil.
Lampiran:
penjelasan historis nya cukup detail, terperinci dan sistematis..
BalasHapussaya akan mempublikasikannya lagi' terimakasih untuk explainingnya kak Robin.. Tuhan Yesus Memberkati.
Mantap bro.. ;-) penelusuran sejarahnya sudah bagus.. tpi perlu ditambahkan lagi dgn referensi sejarah dri gereja2 terdekat dan Pendeta2 yg sebelumnya pernah melayani di gereja setempat.. Karena Sejarah di gerejaku (Sion Kdi 2) juga mencatat gereja Wolasi yg bersamaan adanya dgn gereja di Wolasi.. :-)
BalasHapusmana refrensinya bro
BalasHapus